Minggu, 09 November 2014

Mikroalga sebagai Penyerap Karbon dan Pengganti BBM

Posted By :
Name : Juli Permata Sari
Student No. : 13221

Fenomena pemanasan global atau juga yang sering disebut sebagai Global Warming bukan lagi merupakan fenomena terbaru bagi seluruh umat manusia yang hidup di bumi ini. Hampir setiap negara di seluruh dunia menyaksikan dampak dari fenomena ini.
Pemansan global (Global warming) adalah meningkatnya rata-rata suhu atmosfer, laut dan daratan bumi.  Pemanasan global atau perubahan iklim tersebut dipicu oleh meningkatnya gas rumah kaca (GRK), salah satunya adalah karbondioksida (CO2). Pemanasan global atau perubahan iklim memberikan dampak, seperti suhu yang semakin meningkat, kerusakan ekosistem, pola hujan yang tidak teratur dan akibat-akibat lainnya. Di Indonesia ataupun dunia internasional terus berusaha untuk menahan bahkan mengurangi meningkatnya gas rumah kaca tersebut. Seperti melalui kebijakan-kebijakan (Protokol Kyoto, Emisision Trading, Joint Implementation), ataupun melalui usaha penghijauan, menciptakan energi terbarukan dan menerapkan teknologi penangkapan karbon yang punya istilah keren Carbon Capture Storage (CCS).
          CCS (Carbon Capture Storage) merupakan sebuah teknologi yang dapat menangkap sekitar 90% emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan proses industri. Teknologi CCS juga mempunyai beberapa metode yang dapat diterapkan seperti penstabilan emisi CO2 menjadi bentuk cair untuk diinjeksikan ke formasi geologi, pengoksidasian emisi gas CO2 menjadi senyawa lain melalui artificial tree dan beberapa metode lainnya. Di Indonesia teknologi CCS ini lebih berkembang ke arah teknologi secara biologi atau istilah kerennya Biological Carbon Capture Storage (BCCS). Untuk penerapan BCCS ini dapat diterapkan melalui fotobioreaktor dan kolam kultur
          Fotobioreaktor adalah reaktor yang dirakit dari bahan tembus pandang semisal akrilik yang dilengkapi dengan instalasi suplai media dan emisi gas untuk mengkultur mikroalga yang bertujuan penangkapan atau penyerapan gas CO2. Dalam penerapannya, fotobioreaktor tersebut memanfaatkan mikroalga seperi Chlorella sp seperti yang sudah diterapkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTL-BPPT).
Fotobioreaktor (Dok. Pribadi)

         Pada tahun 2008, PTL-BPPT berhasil mengembangkan teknologi fotobioreaktor (Single Tubular Airlift Photobioreactor) mikroalga untuk menyerap CO2 dalam skala Batch. Dan pada 2009, dikembangkan menjadi Multi Tubular Airlift Photobioreactor dan pada tahun 2010, teknologi ini diterapkan di salah satu industri susu untuk menyerap CO2 sebesar 1 gr CO2/liter media kultur/ hari. Jadi, apabila diterapkan dengan 2 unit fotobioreaktor (volume masing-masing 75 L), maka CO2 yang dapat terserap sebesar 150 gr CO2 / hari dan apabila fotobioreaktor ini dapat diaplikasikan secara kontinu, maka CO2 yang dapat terserap sebesar 4.5 kg CO2.

        Selain bermanfaat dalam menyerap karbon, mikroalga juga ternyata punya potensi untuk dikembangkan menjadi biofuel. Jadi kita dapat memanfaatkan kembali mikroalga (Chlorella sp) tersebut dalam bentuk biomassa mikroalga untuk dipanen dan diekstraksi menjadi biofuel. Banyak penelitian tentang jenis mikroalga dan tiap jenis tersebut punya kandungan minyak yang bervariasi, seperti Chlorella sp mencapai 15-55%. Selain kandungan minyaknya yang tinggi, mikroalga jenis Chlorella sp mempunyai kandungan karbohidrat dan protein sebesar 12-17 %.


1 komentar:

  1. Nama : Mayra Rizky Auliarachma Agus
    NIM : 13247
    Golongan : B5
    Kelompok : 8
    a. Adakah nilai penyuluhan
    • Sumber Teknologi / ide :
    Penerapan teknologi penangkapan karbon yang biasa disebut Carbon CaptureStorage (CCS)
    • Sasaran :
    Petani dan pemerintah
    • Manfaat :
    dapat menangkap sekitar 90% emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan proses industri. Selain itu dapat diterapkan untuk menstabilkan emisi CO2 menjadi bentuk cair untuk diinjeksikan ke formasi geologi, pengoksidasian emisi gas CO2 menjadi senyawa lain melalui artificial tree dan beberapa metode lainnya.
    • Nilai Pendidikan :
    Mendapatkan pengetahuan yang menggunakan inovasi baru dalam proses mengurangi gas rumah kaca, sehingga dengan adanya teknologi baru yang bernama Carbon Capture Storage (CCS) dan di gunakan untuk proses mengurangi gas rumah kaca tersebut. Kemudian dapat cara penerapannya serta manfaat dari penggunaan CCS.
    b. Sebutkan dan Jelaskan nilai berita yang terkandung dalam artikel
    -Penting : Adanya CCS sangat penting sekali untuk diketahui kegunaan maupun
    manfaat yang dihasilkan, sehingga dapat membantu untuk
    mengurangi gas rumah kaca.
    -Policy : Kebijakan yang diambil sangat sesuai dan bersangkutan dengan
    kebutuhan petani dalam menanggulangi pemanasan global, maka
    dengan adanya CCS sangat membantu para petani.

    BalasHapus